Kamis, 07 Maret 2013

kupu-kupu putih

ketika kecil, aku pernah bermimpi diberikan seekor kupu-kupu bersayap putih. sebagai anak kecil yang kala itu sedang berada di alam mimpi,  aku menerimanya dengan ketakjuban yang luar biasa! bagaimana tidak? kala itu tak jarang bocah-bocah berlari girang mengejar kupu-kupu dan meloncat-loncat mencoba menggapainya yang malah kian tinggi menjauh pergi. mengejek bocah-bocah yang cuma lari lompat girang sambil mengibaskan tangannya ke udara memanggil kupu-kupu ke dalam dekap tangan-tangan mungilnya dan di antara bocah-bocah itu ada aku, yang paling girang melompat untuk memanggil kupu-kupu yang terus mengejek jauh pergi. dalam mimpi, kupu-kupu putih itu singgah dalam tangan kecilku dengan tenang. tidak perlu lagi aku melompat-lompat. aku berterimakasih kepada yang memberikan kupu-kupu itu. setelah mimpi tersebut, kemudian aku bermimpi ingin menjadi kupu-kupu. kenapa? karna aku ingin bisa terbang. hanya itu saja kok. semakin besar, aku semakin menyukai kupu-kupu. keinginan untuk bisa terbang tetap ada dalam diri, tapi seiring betambahnya usia, aku mencoba untuk lebih realistis kalau manusia tidak bisa terbang. manusia tidak memiliki sayap seperti kupu-kupu. jadi  terima saja kalau kita tidak bisa mengudara.


kupu-kupu lebih bernilai saat aku tahu apa yang disebut 'keindahan', setidaknya untuk diriku sendiri. mungkin keindahan itulah hal kedua yang membuat aku menyukai kupu-kupu, setelah alasan ingin bisa terbang. berarti dari kecil aku sudah melihat 'keindahan' tetapi baru mengenal namanya ketika sudah mengenal ilmu. kupu-kupu menyimpan keindahan dan aku ingin menjadi kupu-kupu. sekalipun tidak bisa terbang, paling tidak bisa memberi takjub bagi mereka yang melihatnya.


semalam, aku kembali bermimpi diberi kupu-kupu putih. kali ini aku tak senang. aku tak mau. bukan karna aku membenci kupu-kupu secara tiba-tiba. aku ingin mengembalikan kupu-kupu putih itu, tapi yang memberi tak mau diberi kembali. ia hanya tersenyum menolak sambil menunjuk ke arahku. kupu-kupu seakan pindah majikan, tak mau pergi dari tanganku.


iya!
aku tahu!
aku tahu! 
aku tahu!
aku tahu setiap orang pasti mati!


aku benci ketika mimpi itu datang kembali! sekarang kematian sudah menentukan tanggal! kritis! aku kritis dalam mimpi dan kupu-kupu itulah pertanda! akulah si kupu-kupu berhidup singkat! aku akan segera pergi.


bagai kupu-kupu putih dalam dekap tangan yang mulai terdiam, berkata 'mati'. aku pun mulai mengakhiri usia.


dan seperti kupu-kupu...
sekarang aku merasakan bagaimana rasanya terbang...


-an-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar