Di balik karang kau berada
dan menyimpan kesedihan kepada laut
Berusaha menggapai pandang terujung laut
lalu setipis garis diberi lihat
Batas laut dan langit layaknya menyatu
seperti kebingungan dan rindu yang mendera
memanggil sebuah nama
Kau sanggup menatap batas
Tapi perlahan menyerah kau akan
batas itu sendiri
Jauh
Rindu
Sebuah nama
bersembunyi tenang dalam pelukan
hangat tangan
rela mengantarkannya kepada laut
hingga seisi laut merindu
cerita dari sebuah nama
-an-
Kamis, 22 November 2012
Selasa, 20 November 2012
mimpi terbang bersama angin nakal
Seorang anak kecil melukis
di atas kanvas udara
kumpulan-kumpulan huruf
yang menjadi sebuah kata 'mimpi'
dari dunia imaji
Dan huuuuuss.....
Angin nakal tiba menghapus 'mimpi'
Menjadikan kanvas imaji kembali putih
Seketika kuas menolak menoreh warna
'mimpi' kembali karna tersimpan kesal
pada angin nakal
Palet-palet 'mimpi' kemudian memanggil,
membujuk diri ditorehkan pada udara
Hingga imaji 'mimpi' mulai menari-nari
minta terlukis
Dan huuuuusss...
Si angin nakal kembali berulah
Menarik 'mimpi' dan hilang
Menulislah anak itu sebuah pesan
untuk si angin nakal:
"Mimpi-mimpi terbang bersama angin nakal
menuju sebuah tempat dengan warna sebagai
penghias diri
Palet-palet kembali meminta ditorehkan mimpi
yang akan hilang terbang bersama angin nakal
Kau, angin-angin nakal, di kirim Tuhan
dan membawa mimpiku bertempat jauh tinggi
Hingga tertoreh kembali mimpi-mimpi
dan kau bawa lagi tinggi
Kini, ku biarkan kau, hei angin nakal!
membawa tinggi torehan mimpi ini:
"Gapai""
Dan huuuusss...
Kabul si angin nakal...
-an--
di atas kanvas udara
kumpulan-kumpulan huruf
yang menjadi sebuah kata 'mimpi'
dari dunia imaji
Dan huuuuuss.....
Angin nakal tiba menghapus 'mimpi'
Menjadikan kanvas imaji kembali putih
Seketika kuas menolak menoreh warna
'mimpi' kembali karna tersimpan kesal
pada angin nakal
Palet-palet 'mimpi' kemudian memanggil,
membujuk diri ditorehkan pada udara
Hingga imaji 'mimpi' mulai menari-nari
minta terlukis
Dan huuuuusss...
Si angin nakal kembali berulah
Menarik 'mimpi' dan hilang
Menulislah anak itu sebuah pesan
untuk si angin nakal:
"Mimpi-mimpi terbang bersama angin nakal
menuju sebuah tempat dengan warna sebagai
penghias diri
Palet-palet kembali meminta ditorehkan mimpi
yang akan hilang terbang bersama angin nakal
Kau, angin-angin nakal, di kirim Tuhan
dan membawa mimpiku bertempat jauh tinggi
Hingga tertoreh kembali mimpi-mimpi
dan kau bawa lagi tinggi
Kini, ku biarkan kau, hei angin nakal!
membawa tinggi torehan mimpi ini:
"Gapai""
Dan huuuusss...
Kabul si angin nakal...
-an--
Sabtu, 17 November 2012
ku tunjukan kau pelangi dan kau akan kembali dengan kisahnya
Ku tunjukan kau sebuah pelangi
dan kau akan pergi menghampirinya
Lalu kau kembali dengan sebuah kisah
antara pelangi dan mimpi
yang aku tak tahu
Pelangi bermimpi...
tentang musim gugur yang tidak pernah dilihat
Yang tak pernah terasa
Yang tak bisa terbayang
Namun ia bertitip pesan
Tentang butir salju yang tak pernah turun
Tak memberi beku
sehingga tak ada arti untuk mencairkannya
Namun ia bertitip cerita
Tentang semi yang merekah
dalam ribuan gumam nyanyian
dan gemulai tarian
sampai tiba pesona matahari
di musim panas
Pelangi menyimpan warna keempatnya
bersama hujan
Dan dipersembahkannya
bersama hamparan rumput dan langit
Untuk aku yang tak pernah sadar
Dan aku bermimpi
menunjukan pelangi kepadamu
kemudian kau akan kembali
membawa kisah tentang mimpinya
-an-
dan kau akan pergi menghampirinya
Lalu kau kembali dengan sebuah kisah
antara pelangi dan mimpi
yang aku tak tahu
Pelangi bermimpi...
tentang musim gugur yang tidak pernah dilihat
Yang tak pernah terasa
Yang tak bisa terbayang
Namun ia bertitip pesan
Tentang butir salju yang tak pernah turun
Tak memberi beku
sehingga tak ada arti untuk mencairkannya
Namun ia bertitip cerita
Tentang semi yang merekah
dalam ribuan gumam nyanyian
dan gemulai tarian
sampai tiba pesona matahari
di musim panas
Pelangi menyimpan warna keempatnya
bersama hujan
Dan dipersembahkannya
bersama hamparan rumput dan langit
Untuk aku yang tak pernah sadar
Dan aku bermimpi
menunjukan pelangi kepadamu
kemudian kau akan kembali
membawa kisah tentang mimpinya
-an-
Rabu, 07 November 2012
hujan tersembunyi (kau)
Hujan tak kunjung jatuh
menahan diri tak bersedia turun
Lihat langit, lihat!
Langit sudah tak sanggup berbohong
Penat menyembunyikan hujan
Hujan hujan hujan
turunlah...
Menggeleng ia tak mau
Menolak ia terus menolak
Merayu lagi aku merayu
dan kembali hujan menolak
Langit mengerang
tak sanggup menahan hujan
Hujan mengalah turun
meminta maaf
Dalam hujan tersembunyi kau
terlingkup derasnya hujan
bersatu tebalnya kabut
Semakin deras dan terlihat jelas
Hujan membawa kau dan kau
membawa hujan
Hujan hujan
jangan berhenti
-an-
menahan diri tak bersedia turun
Lihat langit, lihat!
Langit sudah tak sanggup berbohong
Penat menyembunyikan hujan
Hujan hujan hujan
turunlah...
Menggeleng ia tak mau
Menolak ia terus menolak
Merayu lagi aku merayu
dan kembali hujan menolak
Langit mengerang
tak sanggup menahan hujan
Hujan mengalah turun
meminta maaf
Dalam hujan tersembunyi kau
terlingkup derasnya hujan
bersatu tebalnya kabut
Semakin deras dan terlihat jelas
Hujan membawa kau dan kau
membawa hujan
Hujan hujan
jangan berhenti
-an-
Jumat, 02 November 2012
kau, aku, dan rasa
Nyanyikan ku sebuah puisi cinta
yang bergema memaksa jiwa untuk terbang tak menapak diri
Menari-nari dalam buaian rasa
Menghempas jiwa
telah meredup dari paginya hari menjadi senjanya sore
yang mengintip malu pada malam memohon dalam harap
agar malam tak pernah singgah
Bukan...
Bukan karna aku membenci malam
Tapi dia sendiri yang mengusik-usik mengganggu,
turun sebagai batas pisah kita
hingga matahari menawar diri terbit
agar tercipta senja kemudian
Malam hanya memberikan ketenangan dalam sepi
dan keramaian dalam benak bertemu sapa denganmu
merona malu, membisu kata, dan melontar pandang
tak berani tatap
Sedang senja memeluk kita disebuah persimpangan
yang memaksa mata beradu pandang mengantar rasa
yang tak dapat diwakilkan kata
Tapi aku, aku bisa merasakannya
Suatu rasa yang tak dapat kuungkapkan, kujelaskan,
kutuliskan, kugambarkan
Meskipun kalian bersujud-sujud
memohon pinta penjelasan tentangnya
Maaf, aku tak bisa.
Yang bisa kuceritakan adalah aku tak bisa menceritakan
bagaimana rasa yang terus mengalir menerobos pori-pori
dinding yang telah aku bangun kokoh!
Bahkan ia terus mengalir halus membawa kesejukan dalam jiwa,
keresahan akan penantian, dan kecemburuan karna rasa
Rasa yang baik-baik saja meski disayat kerinduan
malah semakin senang membanjiri jiwa
Mengalir tak berdosa menelusuri raga menggores pesan rindu
pada tiap dindingnya
Dan berakhir aku menanti pada malam
Berharap pada pagi
Memohon pada senja
Senja...
Kita bertemu dikala senja
Kau, aku, dan rasa
dalam pelukan senja
yang mereka sebut 'cinta'
-an-
Langganan:
Postingan (Atom)