Minggu, 24 Februari 2013

marah

marah!
semakin disuruh menulis, semakin marah!
karna sedang marah,
segala berasa salah.
malah buat marah tambah!
menulis pun jadi salah.
yang ditulis berisi muntahan amarah.


marah! marah! marah! marah! marah!

-an-

Kamis, 21 Februari 2013

ego

aku aku aku aku aku aku aku aku
aku aku aku aku aku aku aku aku
aku aku aku aku aku aku aku aku
aku aku aku aku aku aku aku aku
aku aku aku aku aku aku aku aku
aku aku aku aku aku aku aku aku
AKU AKU AKU AKU AKU AKU!


sudah kukatakan,
AKU!

-an-

Selasa, 19 Februari 2013

tersirat (dalam dekapan sore)

Sore,
Aku pulang dan kutemukan kau berjingkrak dari kejauhan,
datang menghampiri,
sambil berteriak menyebut namaku.

Berkali-kali.
Berulang kali.

Ku dekap kau erat
dan kau tertawa lepas.
Melepas segala rindu
yang tersirat dari matamu.



Malam,
kini berbeda.
Isyarat mata itu sudah berpindah.
Untuk lelaki yang kau sebut cinta.
Diam lebih sering menjadi teman kita sekarang.
Sepi...



Pagi,
Kabar itu tersampai juga.
Ia berucap janji padamu.
Ada Tuhan yang menyaksikan.
Aku tak kuasa.
Doa-doa aku panjatkan padaNya.
Semoga bahagia.



Siang,
Sepi di kesendirian.
Sekarang aku menyimpan rindu.
Tangan kecil yang mendekap diri pada sore.
Melepas rindu yang tersirat pada mata,
lewat tawa dalam teriak panggilan.



Sore,
kau berkunjung.
Melambai tangan bersama senyum simpul.
Kini lembut memanggil namaku, yang selalu kau panggil:
"Ayah"



Ku dekap kau erat
dan kau menangis rindu.
Masih tersirat jelas pada matamu.



Sampai kapan pun,
dekapan rindu itu masih milik ayah...


-an-

irama alam

kau kira menangiskah langit?
ketika yang terjadi adalah hujan rintik,
yang turun tersedu-sedan membasah bumi.

lalu kau rasa marahkah langit?
ketika kau kira ia menangis
dan semakin menjadi dengan gelegar geram guntur
yang memaki-maki.

merasa bersalahkah kau?
ketika kau pikir ia marah
kemudian murka badai ditunjukan,
memporak-poranda kacau,
seakan mengamuk pada kau
si praduga sok tahu.


dan ketika segalanya mereda,
kau pun tahu
bahwa itulah irama alam, kawan...


-an-


Rabu, 13 Februari 2013

imajinasi milik siapa saja (tentang laut)

imajinasi milik siapa saja.
sekalipun itu seorang bocah yang baru pergi ke laut.
ia baru melihat birunya laut untuk pertama kalinya
mengundangnya berfikir 'Betapa luasnya laut!' dan tak berbatas.
tidak tahu laut berujung dimana.
yang terlihat hanya garis pemisah antara laut dan langit.
tidak tahu dibalik batas itu masih ada laut atau justru malah hanya ada langit?

esok siangnya, sepulang dari laut,
ia melihat ke langit.
siang itu langit biru bersih seperti laut
dan tak terlihat, dimana ujung langit?

imajinasi milik siapa saja.
sekalipun itu seorang bocah yang baru pergi ke laut.
dan si bocah berimajinasi:
'Ah, lihat! itu laut!'
sambil menunjuk ke langit siang itu.

-an-

Senin, 11 Februari 2013

ibu menunggu (bukan di bulan)

Ibu, apa bulan selalu seperti itu?
Nampak bulat gendut.
Ibu, apa bulan tidak sehebat matahari?
Bulan bercahaya, tapi kenapa langit masih gelap?
Bu, apa bulan sangat jauh?
Aku mau mengajak ibu ke bulan.


Nak, apa kau ingin melihat bulan ramping tersenyum?
Nanti ibu tunjukkan bulan sabit.
Nak, apa kau ingin terlelap dalam terik?
Bulan menerangi kita dalam lelap.
Nak, bulan memang jauh
dan kau baik sekali ingin mengajak ibu ke bulan.
Tapi ibu ingin kita pergi ke tempat yang lebih tinggi.


Oh ya?
Di mana, Bu?
Setinggi apa?
Dan bagaimana caranya?
Karna roket atau pun pesawat terbang aku tak punya, Bu.
Aku minta maaf...


Nak...
Di mananya adalah surga.
Tingginya adalah rahasia.
Caranya adalah cintailah Tuhanmu
dengan sepenuh hatimu.


Ibu menunggumu.
Tapi bukan di bulan.


-an-

cerita (tentang) malam

malam ini, malam kembali berkunjung dan aku berjanji bercerita tentang malam.
tadi, malam menanyakan sebuah nasib.
apa setiap yang di bumi selalu berpasang?
seperti malam dengan purnama?
seperti malam dengan kegelapan?
dan seperti malam dengan kesunyian?

apa setiap yang di bumi adalah sebuah pilihan?
seperti malam yang memilih menjadi bagian dari bumi
dan memilih menjadi malam
yang tak pernah ada pelangi malam?

menunggu jawab,
malam kembali bertanya
"sedang berlangsungkah garis takdir malam?"

-an-

Sabtu, 09 Februari 2013

kapan terakhir kita mandi hujan?

kapan terakhir kita mandi hujan?
hmmm... aku lupa.

kalau tidak salah saat banjir waktu itu.
tapi aku lupa, banjir yang mana?
terlalu banyak banjir terjadi selama aku hidup.

atau di hari kita berusia 5 tahun?
saat air di halaman rumah mulai meluap
membuat kita membayang:
'rumah kita punya laut!'

dengan antusias, melipatlah kita sebuah kertas
menjelmanya menjadi perahu besar yang kokoh
dalam imajinasi

menghanyutkannya bersama lambaian tangan:
"selamat bertugas!"

tak tahan melihat hujan
menggoda diri yang belum mandi

kita pun terayu hujan
berlari melebur diri
cekakak cekikik bersama hujan

ya!
itu terakhir kita mandi hujan.
karna aku ingat perkataan kita selanjutnya:

"hujan hujan, kami belum mandi!"


-an-

Jumat, 08 Februari 2013

Kamis, 07 Februari 2013

menagih janji

Pagi tadi
terkabar sebuah sajak
yang ditujukan pada Tuhan.
Berkata dengan lirih
menagih janji:

"Dari lembar-lembar suci
yang memberi arti,
kemari aku menagih janji.
Tengadah tanganku menodong janji
hingga terpejam mata takut membayang pergi.

Aku takut.
Aku takut.
Aku takut.

Tertunduk.
Jiwa busuk tetap menagih janji.
Tak tahu diri.

Terbisik telinga oleh malaikat suci:
'Bersabarlah. Dia Maha Mengetahui.'

Menagih janji:
"Tuhan, kapan kita bertemu?""

-an-



pamer

aku mau pamer!
puisiku yang berjudul "pamer"

pamer
pamer
si penulis pamer
puisinya yang berjudul "pamer"

hanya ingin pamer
puisi yang berjudul "pamer"

dasar tukang pamer!

-an-

Rabu, 06 Februari 2013

seandainya

seandainya aku bisa melukis berkanvas langit
akan ku goreskan warna seribu cinta
sehingga dunia 'kan tahu

seandainya aku bisa melukis di atas air
akan ku tumpahkan hitam kelam
dan tenggelam hilang

nyatanya...
hanya warna hijau yang bisa ku torehkan
diatas selembar daun kering

sia-sia...

-an-

rintik

rintik
     air
       hujan

turun memandikan bumi
menyelinap disela kedahagaan tanah
dan bersorak sorai bumi kemudian

rintik
     air
       hujan

-an-

Senin, 04 Februari 2013

senja (aku rindu)

aku suka senja

ketika sang surya rela bertekuk lutut di ufuk barat
untuk memberi jingga pada langit
angin pun dibuat terpesona
hingga tak sadar ia mendera ombak dengan kasih
mencipta nyanyian di sepanjang laut:

tentang senja...
aku akan menyimpan rindu pada senja
yang akan di temui malam kemudian

aku merindu pada senja

-an-

Minggu, 03 Februari 2013

mati

aku tidak tahu rasanya mati. aku belum pernah mencicipi kematian; sekalipun mati suri. tubuhku jelas tidak mati tapi jiwaku berkata MATI. sampai suatu ketika, Tuhan menarik tangan kita lalu dipertemukan dalam genggamanNya dan dipersatukan dalam jiwa dan jiwa tak lagi menginginkan kematian.

-an-