Selasa, 31 Desember 2013

hujan akhir desember

Ini nyata,
hujan turun di akhir desember.
Mengetuk kaca jendela dan
mengunci setiap pandang mata
untuk melihat hujan di akhir desember.

Tidakkah ini nyata?
Hujan turun di akhir desember
Akhir desember...
Akhir desember...

Mencoba mengakhiri bulan desember
dengan hujan di akhir desember
Akhir desember...
Akhir desember...
Hujan di akhir desember
Ingin berakhir pada bulan desember
Desember...



(dari tweet Embun "Hujan Akhir Desember", 31 Desember 2013)

-an-

Minggu, 22 Desember 2013

3 layangan

Suatu hari, ia mengajak ketiga layang-layangnya ke tanah lapang dan menerbangkannya perlahan. Ia biarkan ketiga layang-layangnya terbang jauh di langit hingga tubuhnya berubah menjadi sebuah titik dari pandangan ketiganya yang telah berada di langit. Semakin tinggi, semakin jauh, dan titik itu semakin lama terlihat semakin mengecil. Mungkin titik itu akan menghilang dari pandangan ketiganya kelak, tapi sebelum terbang ketiganya sudah dibisiki agar tidak takut karna titik di bawah sana akan menggenggam ketiganya dengan sangat kuat dan memberitahu dimana arah angin yang akan membawa mereka terbang lebih tinggi.

Bagaimana cara ia menggenggam ketiganya? Tidak ada yang tahu pasti. Benang layangan itu tak terlihat, bahkan oleh ketiganya sekalipun. Dan kepada siapa akan ia serahkan genggaman ketiga layangan itu kelak, ketiga layangan itu tetap tahu jari siapa yang pertama kali tergores agar mereka dapat terbang.


(untuk mama dari ketiga layangannya)

-an-

ditambah, dikali, ditambah, dikali...

ada dosa membungkus gunung.
di sampingnya, malaikat suci menghitung-hitung.
satu persatu ditambah lalu dikali
ditambah lalu dikali lagi.
ditambah, dikali, ditambah, dikali...
dan JEGLEK!
belum sampai sama dengan,
alat hitungnya mati total.
tidak mau menghitung lagi katanya!


-an-

kepada dua anak manusia

Kepada dua anak manusia,
dengarlah petikan gitar diluar sana,
mengiringi sebuah lirik yang dituliskan seseorang untukmu:


Tanpa melihat, kau tahu siapa yang berucap selamat datang.
Aku datang selalu pada malam yang terang.
Memberikan kenyamanan untuk terus berselimut khayal
tentang raga dua anak manusia yang menjauh.
Tanpa tatap, masih berdiam dalam jarak,
tersembunyi luka keduanya.


Lalu aku mulai bernyanyi...


Kepada dua anak manusia yang menjauh,
ketahuilah,
tanpa tatap kau sedang memupuk sebuah cerita
yang akan kau bagi kelak.
Entah kapan
Entah kepada siapa

Menunggulah dan jangan terus menunggu
agar kau tahu 
kapan dan kepada siapa
cerita itu kemudian minta diceritakan
Meski sekarang kalian masih berdiam dalam jarak.


Ceritakanlah...
Ceritakanlah...
Di suatu hari kelak...


Dan ketahuilah,
Ketika aku beranjak pergi
Ketika matahari berucap selamat datang
Ketika khayal telah berakhir

Ketika itu pula
raga dua anak manusia yang menjauh
akan saling bertatap lantas bercerita
untuk memulihkan luka masing-masing



di suatu hari kelak
di suatu hari kelak
itulah suatu hari kelak.



Nah, kepada dua anak manusia yang sedang terluka,
berbahagialah!
Hujan sudah menyanyikan semuanya untukmu.
Dan seperti lirik yang diakhiri dengan titik,
ia akan segera berakhir.


-an-

Minggu, 15 Desember 2013

gagak muda

Seekor gagak muda sedang terbang menerjang api yang di hembuskan angin dalam kegelapan malam. Ia tak pernah takut lingkaran api itu membakar tubuhnya hidup-hidup. Karna dia tahu untuk apa dia terbang. Dan ia sudah dengar akan keberadaan sang api di kegelapan malam. Tapi ia tak takut. Ketakutannya sudah ia bawa terbang dan dimakan angin perlahan. Saat bertemu lingkaran api, ia serahkan dirinya terbakar. Seperti kayu kering yang membiarkan dirinya dilalap sang api.


(opening naskah Bang Bujang)



-an-

berhentilah sejenak

karna kau goreskan tinta kesedihanmu dengan hujan,
hujan menjadi sedih sekarang.
berhentilah sejenak.
berilah kesempatan untuk ia berbahagia.
maka...


-an-