Sabtu, 30 Maret 2013

menangislah

Memang bukan luapan air mata yang akan membenam permasalahan.
Bukan sesegukan isak tangis yang mengundang belas kasih dan terselamatlah diri.
Tapi jika memang menangis yang ingin dirasa,
menangislah...

Saat yang dirasa semakin meluap memaksa keluar.
Mulut bertentang, mengunci rapat.
Kau geram, tak sanggup meredam
dan ingin menangis kencang,
menangislah...


                                Ada seorang bayi menangis di tengah malam 
                                mendapati kegelapan yang sunyi
                                lalu ia menangis...
                                Menyeru agar ditemani.

                               Dikejauhan dalam kegelapan yang sama
                               ada seseorang sedang menuding-nuding bayang yang ditemui bersama sunyi.
                               Berusaha menahan diri untuk tidak menyeru,
                               seseorang semakin terbawa jauh menyelam dalam kegelapan
                               dipermainkan teka-teki bayang yang bersembunyi dalam sunyi.


Terundang, malaikat turun mengintip dari balik jendela seseorang yang meringkuk dalam kesunyian malam.
Mengetuk kaca berkabut, meminta izin masuk
menawarkan setetes air mata dari balik sayap tubuhnya.

                              
                              Sebentar lagi,
                              seseorang akan menyeru seperti seorang bayi di tengah malam,
                              menangis minta ditemani.

-an-

Jumat, 29 Maret 2013

dari secangkir kopi manis

setiap hari, kau selalu menjamu pagi dengan secangkir kopi manis. entah, apakah kau tahu atau tidak perbedaan antara kopi hitam pahit dengan teh manis hangat hingga kau melebur keduanya menjadi secangkir kopi manis yang selalu kau suguh di pagi hari. aneh memang, tapi itulah cara kau berbicara.

dalam secangkir kopi manis.


-an-

Selasa, 26 Maret 2013

selamat menempuh 'hidup' baru


Di ibaratkan seorang bocah dan hidup.

Ketika kecil, belum sanggup mengangkat tubuhnya.

Begitupun kita ketika mengenal hidup dan planga-plongo bingung.

Setelah itu sang bocah mulai berusaha membulak-balikan badannya.

Nah begitupun kita, yang sekilas mulai lebih mengenal hidup. Meskipun hanya sekilas.

Bertahap sang bocah mencoba duduk kemudian berdiri. Ia senyum-senyum semringah ketika berhasil menegakkan kakinya, menopang berat tubuhnya, agar ia bisa berdiri,  sambil berpegangan pada pinggiran meja dan sang ibu bertepuk-tepuk bahagia melihat anaknya senyam-senyum pamer bisa berdiri.

Kita pun begitu. Merasa sudah besar dan pamer 'aku bisa'. Ibu bertepuk-tepuk tangan bersembunyi seribu cemas.

Dan sang bocah mencoba berjalan. Memaksa kedua kakinya melangkah yang disusul puluhan kali jatuh. Tertatih-tatih ingin bisa berjalan sendiri. Menangis jatuh, bersikeras berdiri, jatuh menangis, tetap keras kepala berdiri, dan begitu seterusnya. Si bocah tidak juga kapok. Ibu bertepuk-tepuk tangan menunggu di depan dengan kasih memberi jutaan semangat.

Sekarang, bagai bocah tersebut, sedang tertatih-tatih kita dalam hidup. Mencoba untuk bisa ‘berdiri sendiri‘ dan membuktikan benar bahwa 'aku bisa!'. Berjalan mengenal hidup dan bertahan. Kita yang menaklukan hidup atau kita yang ditaklukan hidup? Ibu bertepuk-tepuk dalam doa. Menjadi benteng dalam ketertatihan hidup kita.

Hingga sang bocah siap berlari.
Dan ibu melepasnya pergi berlari menuju hidup, sambil berucap:
"Selamat menempuh ‘hidup‘ baru, nak bocah."

-an-

Minggu, 24 Maret 2013

?

kita tidak tahu besok itu seperti apa
tapi sering kali kita ditodong dengan pertanyaan,
"mau jadi apa kau besok?"
dan jawabannya pun sering berupa 'perkiraan'.

mungkin lebih baik yang kau tanyakan adalah
"telah berbuat apa saja kau?"
dan jawabannya pun berupa 'perenungan'

-an-

Kamis, 07 Maret 2013

kupu-kupu putih

ketika kecil, aku pernah bermimpi diberikan seekor kupu-kupu bersayap putih. sebagai anak kecil yang kala itu sedang berada di alam mimpi,  aku menerimanya dengan ketakjuban yang luar biasa! bagaimana tidak? kala itu tak jarang bocah-bocah berlari girang mengejar kupu-kupu dan meloncat-loncat mencoba menggapainya yang malah kian tinggi menjauh pergi. mengejek bocah-bocah yang cuma lari lompat girang sambil mengibaskan tangannya ke udara memanggil kupu-kupu ke dalam dekap tangan-tangan mungilnya dan di antara bocah-bocah itu ada aku, yang paling girang melompat untuk memanggil kupu-kupu yang terus mengejek jauh pergi. dalam mimpi, kupu-kupu putih itu singgah dalam tangan kecilku dengan tenang. tidak perlu lagi aku melompat-lompat. aku berterimakasih kepada yang memberikan kupu-kupu itu. setelah mimpi tersebut, kemudian aku bermimpi ingin menjadi kupu-kupu. kenapa? karna aku ingin bisa terbang. hanya itu saja kok. semakin besar, aku semakin menyukai kupu-kupu. keinginan untuk bisa terbang tetap ada dalam diri, tapi seiring betambahnya usia, aku mencoba untuk lebih realistis kalau manusia tidak bisa terbang. manusia tidak memiliki sayap seperti kupu-kupu. jadi  terima saja kalau kita tidak bisa mengudara.


kupu-kupu lebih bernilai saat aku tahu apa yang disebut 'keindahan', setidaknya untuk diriku sendiri. mungkin keindahan itulah hal kedua yang membuat aku menyukai kupu-kupu, setelah alasan ingin bisa terbang. berarti dari kecil aku sudah melihat 'keindahan' tetapi baru mengenal namanya ketika sudah mengenal ilmu. kupu-kupu menyimpan keindahan dan aku ingin menjadi kupu-kupu. sekalipun tidak bisa terbang, paling tidak bisa memberi takjub bagi mereka yang melihatnya.


semalam, aku kembali bermimpi diberi kupu-kupu putih. kali ini aku tak senang. aku tak mau. bukan karna aku membenci kupu-kupu secara tiba-tiba. aku ingin mengembalikan kupu-kupu putih itu, tapi yang memberi tak mau diberi kembali. ia hanya tersenyum menolak sambil menunjuk ke arahku. kupu-kupu seakan pindah majikan, tak mau pergi dari tanganku.


iya!
aku tahu!
aku tahu! 
aku tahu!
aku tahu setiap orang pasti mati!


aku benci ketika mimpi itu datang kembali! sekarang kematian sudah menentukan tanggal! kritis! aku kritis dalam mimpi dan kupu-kupu itulah pertanda! akulah si kupu-kupu berhidup singkat! aku akan segera pergi.


bagai kupu-kupu putih dalam dekap tangan yang mulai terdiam, berkata 'mati'. aku pun mulai mengakhiri usia.


dan seperti kupu-kupu...
sekarang aku merasakan bagaimana rasanya terbang...


-an-

Senin, 04 Maret 2013

aktor cilik - pelangi imajinasi

coba kau tengok sekumpulan anak kecil yang kini sedang bermain-main bersama imajinasinya. hebatnya imajinasi-imajinasi tiap kepala seakan bersatu dalam sebuah permainan yang sedang mereka mainkan, membentuk alur sebuah cerita. seorang anak berimajinasi menjadi seorang jagoan dengan imajinasi sosok jagoan dalam kepala mereka, yang sebenarnya hanya dia dan Tuhan yang tahu rupa detail dari jagoan tersebut. kita tahu ia sedang memerankan seorang jagoan karena salah seorang anak kecil lainnnya berperan menjadi seekor monster dan sedang berusaha memporak-porandakan sekitarnya. mulailah mereka sok-sokan berkelahi. yang satu berniat membela kebenaran dan yang satunya berniat berkuasa. sekarang tahu dari manakah kita, bahwa ia sedang berimajinasi menjadi seekor monster? caranya berjalan yang menghentakan kaki keras-keras seakan mau melubangi bumi sambil mengoyang-goyangkan tubuhnya mantap ke kanan dan ke kiri seolah pertanda dari sebuah amukan, kata yang digunakan, entah itu bahasa apa, terdengar itu-itu saja, seperti ancaman yang meraung-raung. oh, tahulah kita! itu seperti monster-monster yang ada di televisi toh?! tapi rupa si monster? ya hanya si pemeran cilik itu yang tahu detailnya, mungkin sama persis seperti yang di televisi atau mungkin dengan liarnya ia menambahkan detail-detail dalam imajinasinya sehingga menjadi rupa monster baru yang bersemayam di imajinya. dan kemudian anak-anak kecil lainnya mengambil alih perannya masing-masing sesuai imajinasi mereka.

mereka, aktor-aktor cilik, berlakon bukan lagi diatas panggung. beralaskan alam sudah cukup. alam menjadi panggung mereka yang mereka sulap, lagi-lagi, sesuka-suka imajinasi mereka. panggung mereka tidak punya batas. set panggungnya imajinasi. di atas panggung penuh imajinasi! bebas! sebebas imajinasi mereka!

sebagai seorang aktor, mereka berperan tanpa beban, menjiwai, dan meyakinkan. buktinya? kita bisa teryakinkan kalau dia sedang berperan sebagai seorang jagoan atau monster melalui gerak-gerik yang di tunjukanya. mereka menjiwai peran itu seolah-olah  mereka benar menjelma menjadi sang karakter jagoan atau si monster. sutradara dan penulis naskah dalam pertunjukan mereka adalah diri mereka masing-masing dengan gaya pementasan mereka yang  'suka-suka'. suka-suka mau berhenti dimana, kapan, dan bagaimana alur serta ending ceritanya. sering abstrak, kadang tidak punya ending, tiba-tiba cerita sudah berganti ketika ada yang mulai mengompori dengan kata-kata 'udahan yuk', 'main yang lain yuk', atau cerita berakhir tragis dengan terjadinya perkelahian antara dua atau lebih bocah karena beda prinsip. ego anak-anak. berkelahi. lalu tak jarang pulang sambil terisak-isak, menyeka air mata dengan punggung tangan, dan menyeka ingus dengan ujung baju.


ajaibnya, besok mereka juga sudah baikan dan mulai berimajinasi lagi:



"sekarang dibawah kita ada banyak larva yang besar-besar! kalau tertangkap nanti kita bisa dimakan! ayo sekarang kita naik ke atas kursi!"


dan hari ini pertunjukan suka-suka mereka, berjudul "Petualangan Menyelamatkan Diri dari Larva-Larva Besar!"

selamat menyaksikan!


-an-

kacau

BALAU


-an-

Sabtu, 02 Maret 2013

tiga hal mustahil

jika ada tiga hal mustahil di dunia yang dapat di beli,
aku akan membeli waktu.
menjelajah bersama waktu menuju masa depan.
jika buruk,
aku kembali pulang dan memperbaikinya.
lalu melaju lagi ke masa datang untuk melihat perubahan.

kedua, aku akan membeli kematian.
mengurungnya dalam sangkar.
takluk dan diam, ia tidak bisa merayu ruh pergi.

yang terakhir...
aku akan membeli kata-kata tidak berguna
yang terlanjur terucap dan terbaca barusan.
untuk dibiarkan terbang ditelan angin hilang kembali ke asal.

karna sejatinya waktu, yang berjalan membawa misteri hidup,
pemahaman, dan perubahan, tak sudi menukarkan dirinya untuk berhenti.
sekalipun untuk rehat sejenak.

ada pesan dari si lalu:
"teruslah melaju tanpa perlu menengok pulang, ingin kembali pada lalu.
sebentar lagi kematian datang merayu manis ruhmu untuk ikut pergi,
membawanya ke keabadian yang telah dijanjikanNya,
yang sudah lama diimpi-impikan.
dan kata yang telanjur terucap
tak akan pernah tertangkap mulut kembali."




jika ada hal mustahil di dunia yang dapat dimiliki
secara cuma-cuma...


aku akan jawab tidak ada.


-an-