Waktu pasti datang.
Masa? Aku sudah menunggunya sedari tadi.
Sampai bibirku tak bisa lagi diajak tersenyum.
Sampai tanganku harus menopang wajahku yang kian memberat malas.
Sampai kakiku bergetar-getar tak sabar.
Tenang saja. Waktu pasti datang.
Aku juga berharap seperti itu karna jawaban untukku dititipkan padanya.
Semoga saja ia tidak lupa kalau ia telah dijanjikan pasti datang untukku.
***
Hei, kenapa ia tak datang juga?
Berkendara dengan apa dia ke sini?
Lama sekali!
Oh! Atau ia keliru kepada siapa seharusnya ia datangi?
Atau jangan-jangan ia malah lupa sama sekali?!
Aduh! Gawatlah kalau benar itu terjadi!
Bisa cemas seumur hidup aku dibuatnya!
Aku tidak mau!
(bersiap-siap)
Hendak kemana bersiap-siap seperti itu?
Aku akan menjemputnya.
Siapa?
Waktu.
-ann-