Selasa, 19 Februari 2013

tersirat (dalam dekapan sore)

Sore,
Aku pulang dan kutemukan kau berjingkrak dari kejauhan,
datang menghampiri,
sambil berteriak menyebut namaku.

Berkali-kali.
Berulang kali.

Ku dekap kau erat
dan kau tertawa lepas.
Melepas segala rindu
yang tersirat dari matamu.



Malam,
kini berbeda.
Isyarat mata itu sudah berpindah.
Untuk lelaki yang kau sebut cinta.
Diam lebih sering menjadi teman kita sekarang.
Sepi...



Pagi,
Kabar itu tersampai juga.
Ia berucap janji padamu.
Ada Tuhan yang menyaksikan.
Aku tak kuasa.
Doa-doa aku panjatkan padaNya.
Semoga bahagia.



Siang,
Sepi di kesendirian.
Sekarang aku menyimpan rindu.
Tangan kecil yang mendekap diri pada sore.
Melepas rindu yang tersirat pada mata,
lewat tawa dalam teriak panggilan.



Sore,
kau berkunjung.
Melambai tangan bersama senyum simpul.
Kini lembut memanggil namaku, yang selalu kau panggil:
"Ayah"



Ku dekap kau erat
dan kau menangis rindu.
Masih tersirat jelas pada matamu.



Sampai kapan pun,
dekapan rindu itu masih milik ayah...


-an-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar