Sabtu, 27 Oktober 2012

daun pada induk pohonnya

Tuhan,
Adakah rasa cinta yang kau selipkan di setiap lembar daun pada induk pohonnya yang menjalar dalam rantingnya dan mengakar kuat mencengkeram tanah menguasai tubuh hingga hanya terdapat dua pilihan: hidup karenanya atau mati dikarenakannya?

Aku lihat sang pohon diam saja berdiri tegak tanpa gerak
Menikmati cinta yang mengalir dalam tubuhnya dan gugur setelahnya kemudian bersemi kembali setelah tiba di waktunya

Ia membiarkan dua pilihan itu hidup bersamanya

Tapi bagaimana jika Kau hanya menjadikan satu lembar daun bukan pada setiap rantingnya tetapi justru pada setiap induk pohonnya?
Apakah sang pohon akan menghijaukan terus daunnya, bahkan saat dia mulai menjelma menjadi daun setengah kering sekalipun, agar dia tidak jatuh kering mencium tanah
Atau malah merelakannya begitu saja sambil berharap akan ditumbuhkannya daun baru meski diambang oleh ketidakpastian yang bisa saja berakibat pada kematiannya sendiri?
Atau membiarkan dua pilihan itu tetap hidup meraung-raung dalam dirinya tanpa sebuah keputusan?
Yah, atau sebenarnya sang pohon tak tahu caranya memutuskan?

Tuhan,
Seandainya manusia berhelai banyak hati
Mungkin akan seperti sang pohon yang tak tahu arti kehilangan dan berartinya sebuah keberadaan

-AN-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar