tersuguh senyum menyingkap para embun
aku yang dulu merindu kabar dari matahari
kini menyipu malu menyimpan intip
ah, kau hanya beri bayang-bayang yang terus membayang
mengikut diri tiada pergi
menerikmu terus memberi harap akan bayang
letih menyinggah diri
meradang, meluap-luap, meletus
dan berakhir melahap ia semua harap terhadap bayang
mereduplah jua kau kemudian?
lalu kaupun menyipu malu menyimpan intip
di balik gumpalan awan menutup diri
hingga tertelan hamparan malam
kau rela berpindah diri
akhirnya, kau tertidur
akupun tertidur
sampai malam menjelma kembali pagi
dan aku tak lagi menyimpan intip
-AN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar