Senin, 05 Agustus 2013

pesawat terbang

Seorang bocah dan seorang dewasa sama-sama diberikan selembar kertas yang masih putih bersih. Masing-masing diberi kebebasan untuk membuat sesuatu dari kertas tersebut dengan kata petunjuk “Terbang“. Dengan cepat, seorang dewasa memutar memori otaknya untuk menemukan kembali cara melipat kertas menjadi sebuah pesawat terbang. Pesawat terbang kertas. Setelah teringat kembali bagaimana caranya, sekarang otaknya yang dengan cekatan segera mengirim sinyal-sinyal agar motorik jari-jarinya bergerak mengikuti gerakan yang sedang ditayangkan pada sebuah layar ingatan si seorang dewasa. Tak lama pesawat terbang kertasnya jadi lalu diterbangkan. Meliuk-liuk di udara, membelah angin,  dan mendarat mulus di tanah. Membuat kagum seorang bocah yang masih terdiam planga-plongo bingung. Ingin juga membuat pesawat terbang kertas seperti yang dimiliki si seorang dewasa itu, tapi ia tak punya ingatan apapun tentang cara membuat pewasat terbang kertas. Seorang dewasa tertawa bangga dan si seorang bocah meratapi kertas putihnya sambil manyun menunduk bingung. Mungkin sebentar lagi ia akan menangis karna pesawatnya tak kunjung jadi. Kecewa. Nyaris putus asa. Si seorang bocah menurunkan tangannya lemas, mengancam jatuh kertas yang sedang bergantung pada jepitan tangannya.
                                                    
Semesta hadir mencoba menghibur; mengutus angin bertiup menghampiri kertas si seorang bocah. Meniupnya dan menerbangkannya cukup tinggi. Seketika mata si seorang bocah berbinar dan memorinya menampilkan gambar dari sebuah benda yang sedang melayang tinggi di langit. Dipungutlah kertasnya yang telah mendarat di atas tanah lalu kembali menerbangkannya selagi angin sesekali mampir.

Tiba-tiba angin tidak lagi mampir. Si seorang bocah tak juga kehabisan akal. Ia ciptakan angin dari mulutnya sekuat tenaga. FUUUUUHHHHH!!!! Tiup. Terbang. Jatuh. Tiup. Terbang. Jatuh. Si seorang bocah tertawa cekikikan begitu bangga bersama kertas dan angin buatannya.

Sekejap kita dibuat berucap “Oh!“
Dan si seorang bocah dinobatkan sebagai pemenang.


-an-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar