Jumat, 17 Mei 2013

yang dinanti-nanti seseorang

Bumi telah berselimut malam. Jutaan orang yang lalu lalang sejak pagi, sekarang hilang di balik selimut tidurnya. Memejamkan mata dan pergi ke alam mimpi masing-masing. Inilah waktunya tubuh-tubuh mereka relaksasi setelah seharian mengarungi  penat dan terik.

Di situ, di ujung keheningan malam, awan-awan malam berusaha meninabobokan seseorang, tapi seseorang tak juga kunjung tidur, malah mengajak awan-awan malam berbincang diam bersama angin malam. Dan kepulan asap teh hangat cemberut pergi meninggalkan cangkir mungil, tempatnya menunggu.

Masih diam. Seseorang menaruh sikunya di atas lengan kursi tua, berpangku tangan menanti-nanti. Pantatnya tak juga mau beranjak pergi. Menempel lekat pada dasar kursi. Terdengar hentak kecil kaki semakin menjadi-jadi! Ah! Seseorang yang sedang menanti-nanti!

"Sabar. Sabar." Adalah kata yang terucap dalam hati.

Ditengoknya jam dinding putih yang bertengger di atas televisi. Jarum jam menunjuk tepat pukul 1 dini hari! Dan dia belum juga datang!

Kekecewaan mulai membungkus harapan seseorang yang sedang menanti-nanti. Seseorang pun beranjak menuju kamar mandi. Gosok gigi dan cuci kaki, hendak pergi tidur dan tidak memedulikan lagi yang dinanti-nanti sedari tadi.

Akhirnya selimut malam ditarik menutup diri. Awan-awan dini hari mulai bersenandung nina bobo dan jiwa seseorang siap diserahkan pada pagi untuk terpejam mengarungi mimpi, ketika terdengar yang dinanti hadir memanggil:



"TE, SATEEEEEE! SATE AYAMNYA DEEEEEEEK!"



Nah!


-an-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar