Sabtu, 27 April 2013

kentut, si bos besar, dan kentut si bos besar

ini cerita tentang si bos besar, kentut, dan kentut si bos besar. suatu ketika, bos besar dan kentut girang-girang hore sana-sini. kentut selalu meniru-niru si bos besar. kemana si bos besar berjalan ke situlah si kentut berlabuh. seakan si bos besar memiliki sebuah kekuatan kharismatik bagi si kentut. sebenarnya si kentut menyimpan kagum pada si bos besar dan ketika mereka tumbuh besar, si kentut masih saja bersembunyi di belakang bos besar, tidak mau pergi dan mengumpat berlindung. tapi tidak bisa! tidak bisa terus begini! kentut harus menjadi diri sendiri. menjadi kentut!

sekarang ceritanya si kentut pun akhirnya sadar. ia sudah siap mengambil langkah pertamanya. mencari pelabuhannya sendiri.

tapi, kentut...

ah! sudah-sudah! kentut tidak bisa selamanya berada di balik punggung si bos besar terus! hem... apa kata yang tepat? mandiri? oh ya! kentut harus mandiri! selain menjadi diri sendiri, kentut juga harus mandiri. ya, ya, ya!

kemudian berjalanlah kentut di atas langkah pertamanya. langkah kedua, ketiga , keempat... eh dia malah kembali menemui bos besar. bos besar heran, kentut kembali dengan perasaan bahagianya. 

"kamu kenapa, Tut?"

ceritalah si kentut kalau di perjalanannya tadi dia bertemu seseorang yang tanpa memaksa membuat dirinya terpesona. lalu berubahlah air muka kentut karena itu, semenjak itu. kentut bilang kalau kentut bingung. ia harus apa? bagaimana? maka pulanglah kentut dan menemui bos besar dan bercerita tentang seseorang itu. kata bos besar, kentut sedang jatuh cinta. eh? benarkah? kentut heran bengong-bengong. dan si bos besar bersiap memasang kupingnya untuk menjadi muntahan kata-kata kentut di hari-hari selanjutnya. cerita-cerita kentut. keluhan-keluhan kentut dan sebagainya. kadang, ada saatnya kita hanya membutuhkan sepasang telinga untuk mendengarkan, dan kentut senang, bos besar mau mendengarkan! kadang keluar juga nasihat-nasihat tua si bos besar ketika dirasa diperlukan.




bos besar, mungkin kelak akan ada saatnya kentut tidak kembali. bukan karena kentut muak, bukan karena kentut jenuh, bukan karena kentut marah. tapi mungkin itulah saatnya kentut telak menjadi kentut. lepas dari balik punggung bos besar, lepas dari pantat bos besar. sekarang kentut mau kembali berjalan, meneruskan langkah kentut menuju pelabuhan kentut sendiri. tidak lagi seperti kita kecil, ketika kentut ingin menjadi seperti bos besar. 

tapi sampai besok, besok, besoknya besok. kapanpun. kentut tetap kentutnya si bos besar...


"TERIMA KASIH, BOS BESAR!"



untuk si bos besar: tetap menjadi si bos besar untuk kentut-kentutnya



-an-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar